Hari ini aku kalah, pagi ini aku kalah, pagi ini.. pagi ini pagi ini… Suatu saat kamu bakal membacanya lambat atau cepat, terserahlah apapun yang akan km pikirikan setelah membaca ini. Pagi ini aku gak bisa mengungkapkan kecewaku, tapi km suatu hari nanti harus tau apa yang aku rasakan tentang pagi yang penuh kebohongan ini.Β
Pagi ini ak awali jam 3 pagi, pagi ini aku kalah lagi dengan sakit, dan maaf berbohong kalo aku sehat-sehat aja kamu pasti tau alasannya. Pagi ini ak awali dengan antusias, bahkan selain kamu aku tunggu hari ini datang, hari dimana kamu ujian Tugas akhir. Bahkan aku sempat membangunkanmu pagi ini. Tapi ternyata hanya sebatas itu, hanya sebatas membangunkan dan memberi semangat gak bisa ada disamping kamu tunggu kamu melewati hari yang menentukan buat kamu. Kamu ingat pesan yang kamu kirim? “Mir, biar salas aja yang tunggu ya.” Ak gak tau apa yang aku rasakan waktu itu, aku gak tau alasan kamu. Mungkin aku salah ngomong sebelumnya. Dan kata “mungkin” untuk km selalu benar kan?. Harusnya dengan pesan seperti itu aku marah, aku bisa ungkapin kecewaku sama kamu. Tapi aku inget gimana posisiku waktu aku mau ujian dan kamu marah, aku pikir waktu itu kamu gak ngertiin aku posisi aku mau ujian dan aku butuh semangat, jadi aku pikir aku gak bisa marah dihari penting kamu ini. Dan dimulai kebohongan hari ini….
Aku masih menaruh harapan buat kamu membatalkan kata-kata itu, aku pikir kamu bakal ambil buku adobe ini di kos, aku pikir kamu nanti bakal luluh liat aku udah mandi, udah siap tunggu kamu ujian. Tapi cuma sebatas pikiran, harapan,,, nyatanya kamu bahkan gak ngabari kamu udah sampe apa belum. Kamu lupa buku ini, buku yang aku harus lari-lari pinjem ngejar perpus yang bakal tutup, buku yang aku mau ngasih ke kamu aja harus tunggu hujan reda, ngelawan macet, dan buku yang waktu aku kasih itu ke kamu dengan hal yang aku udah alami kamu gak bersemangat buat ketemu aku, gak mengucapkan kata lebih dari 10 kalimat. Dan pada akhirnya buku itu gak kamu pakai di pagi ini…
Aku gak tau harus kecewa karna apa, aku gak tau harus kecewa gak pagi ini. Nyatanya kamu bisa melewati hari ini tanpa aku. Aku kalah di pagi ini, aku kalah dengan sakit ini, aku kalah dengan air mata ini, aku kalah dengan teman-temanmu, dan aku kalah dengan kamu lagi. Kamu mau tau alasan aku pengen banget liat kamu ujian? bukan karna temen-temenmu karna nyatanya aku gak peduli aku bakal “krik krik” disana atau gak, aku pengen ada disana liat kamu masuk ruang ujian dan bilang “semangat ta, semoga sukses” dan jadi orang pertama yang bilang “kamu melakukannya dengan baik” waktu kamu keluar ruang ujian. Hari ini aku gak sempat menyampaikan banyak pesan buat sekses km dari perot, nyonyah, ibu. Ahhh.. anggap saja aku melalaikan amanah.Β
Sebentar hapeku bunyi… kamu yang kirim pesan “Mir, ak disebelah kiri perpus fakultas”… Apa yang kamu harapkan dari ini? aku datang? haruskah aku datang? iklaskah kamu?? kamu berharap aku datang? Entahlah, aku gak bisa bilang “gak” buat kamu. Waktu kamu baca blog ini, posting ini. Ingat gimana hari ini kamu ujian dan hari ini pula kamu memberikan kecewa ke aku. Dan ingetlah hari ini, senyum yang aku kasih selama kamu ujian setelah kamu ujian, pertahananku melawan kecewa, melawan sedih dan motivasi buat kamu.
“Mengeluh tidak mengubah apa pun, bersedih tak ada gunanya.
Tegapkan tubuhmu, kuatkan hatimu, bertindaklah.”
12-12-2013Β